Header Ads

Nggak Usah Jaim Deh! by Valleria Verawati

Nggak Usah Jaim Deh! by Valleria Verawati

Sinopsis :

Suasana kamar Rhea kembali tenang. Ogah-ogahan, Rhea melirik jam beker yang telah mengganggu tidurnya itu. Baru jam 05.45 Rhea melempar selimut yang melilit kakinya. Ia duduk di tempat tidur masih dengan mata setengah terpejam. Tangan kirinya menggaruk-garuk kepala, membuat rambut panjangnya yang kusut bertambah kusut. Rhea menatap sekeliling kamar, lalu menguap lebar. Setelah energinya mulai terkumpul, ia bangkit menuju cermin yang tergantung di samping pintu kamarnya, kemudian menatap wajahnya. Entah apa yang dilihatnya, namun setelah beberapa saat lagi-lag ia menguap. Setengah enggan Rhea melangkah gontai, seakan terdapat beban dua ton yang terikat di kedua kakinya yang membuat langkahnya terasa berat. Perlahan ia beranjak menuju kamar mandi. Ia berhenti sejenak di lemari kecil yang ada di samping kamar mandi dan menyambar handuk yang masih terlipat rapi diatas lemari itu, kemudian menyampirkannya di bahu. Diayunkannya langkah memasuki kamar mandi mungil bernuansa biru laut yang terletak di dalam kamarnya, lalu menutup pintunya. Jam 06.15 Rhea sudah siap. Rambutnya yang panjang sudah tersisir rapi.
Jepitan berbentuk burung menempel di rambutnya, di dekat telinga kanannya. Ia cuma memakai badak tipis, lipglos, plus cologne bayi. Rhea menuruni anak tangga menuju ruang makan. Tas ransel warna pink bergambar babi kecil yang selalu setia setia menemaninya ke sekolah diletakannya di meja telepon yang berada nggak jauh dari ruang makan Papa, Mama, dan Mbak Reva sudah duduk mengelilingi meja makan. Papa lagi serius baca Koran sampai-sampai mukanya nggak kelihatan karena tertutup koran. Mama lagi sibuk mengolesi selai kacang ke roti tawar. Mbak Reva lagi asyik menikmati setangkup roti tawar sambil baca buku yang tebalnya 5 cm dan nggak jelas apa isinya. "Pagi, Ma!" sapa Rhea sambil mengecup pipi mamanya yang sedang mengolesi selai. Kali ini selainya selai coklat, jelas untuk Rhea karena selai coklat itu favoritnya. "Semalam tidur jam berapa, Rhe? Kok lampu kamar masih nyala sampai jam sepuluh?" Tanya Mama sambil menyodorkan roti tawar selai coklatnya ke Rhea. "It, Ma.. Rhea ngerjain tugas," jawab Rhea.

Baca juga



Dengan senang hati disambutnya roti tawar itu dari tangan sang mama, dan dilahapnya tanpa ampun. Papa melipat koran yang sedari tadi bacanya lalu menatap putrinya tajam. "Sudah berkali-kali Papa bilang, biasakan mengerjakan tugas langsung sepulang sekolah." Rhea berhenti menggigit rotinya lalu menjawab pelan, "Maaf, Pa. Lain kali nggak lagi deh." Papa sudah mau bicara lagi, untung mama langsung menahan, "Sudah deh, Pa... inikan masih pagi. Nggak perlu lah ngerusak suasana yang udah enak begini..." Papa akhirnya memilih diam dan meneguk kopi susu yang sudah disediakan mama. Rhea menarik nafas lega. Dia bersukur banget atas bantuan mamanya barusan. Kalau nggak, entah berapa lama dia harus mendengarkan ceramah dari Papa. Masalahnya, Papa itu kalau ceramah panjangnya kaya Jakarta-Perth (hiperbola dikit lah!). Tapi bener deh, Papa itu paling cinta sama peraturan. Makanya kalau ada yang melanggar aturan, apa lagi aturan Papa, jangan harap lolos dari cengkramannya. Pokoknya siapin aja gendang telinga yang kuat dan tulang  punggung yang oke biar bisa bertahan selama mendengarkan ceramah dari Papa. “Ma... Pa... Reva berangkat dulu ya. Takut jalanan macet. Ini kan hari senin.

Detail Buku:

Judul         : Nggak Usah Jaim Deh!
Penulis      : Valleria Verawati
Penerbit     : PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN         :
-
Tebal         : -

Itulah sekelumit sinospis yang diangkat dalam novel “ Nggak Usah Jaim Deh! “, karya terbaru Valleria Verawati. Untuk mendownload novel  “  Nggak Usah Jaim Deh! “ karya Valleria Verawati silahkan klik di sini.

Terima kasih telah membaca “  Nggak Usah Jaim Deh! “, untuk ebook, buku, novel dan karya menarik yang lainnya, silahkan kunjungi di sini.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.